Ketengan Hati

Ketenangan Hati

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.

Kaum muslimin rohimakumulloh,

Marilah senantiasa kita tingkatkan ketakwaan kita terhadap Alloh SWT, dengan selalu menjalankan semua perintah-perintah- Nya dan menjahui semua larangan-larangan-Nya dengan sekuat tenaga kita, karena tiada kemuliaan di sisi Alloh kecuali dari ketakwaannya,sebagaimana dalam firman Alloh :

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”. Q.S. Al hujurat-13

 Dalam pandangan Alloh, kemuliaan manusia bukanlah dari jabatan, kedudukan, kekuasaan, banyaknya harta,  ketenaran dan banyaknya pengikut, namun Alloh hanya menilai kemuliaan seseorang dari ketaqwaannya terhadap Alloh SWT.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Alloh.

Dalam mengarungi kehidupan didunia ini tentulah banyak sekali cobaan dan ujian yang silih berganti, kadang kita di uji dengan bencana , kekurangan harta, keturunan dan lain sebagainya serta  yang paling berat adalah ujian dengan kematian. Namun betapa besarnya ujian itu menimpa kepada kita, apabila hati dan jiwa kita telah tenang serta ikhlas menjalani semua qodo’ dan qodar-Nya,  maka semua ujian itu akan bernilai ibadah disisi Alloh SWT. Untuk menempuh ketenangan hati adalah dengan memperbanyak berdzikir atau ingat kepada Alloh,baik saat keadaan kita sedih maupun senang. Sesuai dengan firman Alloh azza wa jalla:

 الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya :”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tenang”( Ar Ra’d : 28)

 Dzikir bukan hanya di ucapkan dalam lesan saja, namun kita harus juga mengerti dan tahu ma’na dari dzikir yang kita ucapkan, jangan sampai kita banyak mengucapkan dzikir, namun hati kita lalai dari ingat kepada Alloh. Hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tenang, bila kita sdh berdzikir tetapi hati kita belum juga tenang maka bukan dzikirnya yang salah namun dari kebodohan kita dan kelalean hati kita. Banyak diantara  kita yang  tidak tahu arti dan maksud dari dzikir yang kita ucapkan, sehingga dzikir tersebut tidak berpengaruh bagi jiwa dan hati kita. Amat penting sekali dzikir bagi kita sampai-sampai Alloh menyebutkan dan memerintahkan  dalam Al qur’an surah al ahzab ayat 41-42.

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”.

Jamaah jum’at yang di muliakan Alloh,

Hendaknya dalam setiap hembusan nafas kita, disetiap detakan jantung kita , disetiap aktifitas kita,dimanapun kita berada, senantiasa tidak lepas dari ingat kepada dzat yang telah memberikan nafas kepada kita, Yang Maha Rahman dan Maha  Rahim, yang amat pedih siksanya dan amat pengampun segala dosa. Apabila hati kita senantiasa berdzikir dan selalu ingat kepada Alloh, maka hati kita akan menjadi muthmainnah, jiwa yang tenang dan tentram, sehinga dengan hati yang tenang maka Alloh menjadi ridho kepada kita dan saat menghadap kepada Alloh kelak, kita akan mendapat balasan  surga Alloh SWT.

    يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ  ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً  فَادْخُلِي فِي عِبَادِي  وَادْخُلِي جَنَّتِي  
 
 

Artinya :” Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (al fajr ayat 27 – 30)

Jama’ah jum’at yang dimuliakan Alloh,

Apabila manusia dapat berlaku ridho maka ia akan tenang dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup, dan tiada rasa mengeluh sedikitpun di dalam hatinya kemudian Alloh pun akan ridho kepadanya. Jiwa yang tenang akan membawa seorang muslim untuk selalu dapat mengendalikan dirinya, baik dalam keadaan senang atau susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit untuk selalu bertaqwa kepada Alloh SWT. Ketenangan jiwa dapat menempatkan diri ketika ia menerima karunia Alloh baik berupa harta benda yang melimpah, pangkat yang tinggi serta jabatan dengan segala fasilitasnya, bahkan ia dapat bersyukur atas karunia itu, artinya ia tunaikan kewajiban yang berkenaan dengan nikmat itu. Ia tidak merasa bahwa yang diterimanya itu semata-mata merupakan hasil usahanya sendiri, sehingga ia tidak lalai terhadap kewajiban atas nikmat itu kepada Alloh. Dan sebaliknya manakala ia tertimpa bencana, kerugian dan sebagainya, ia selalu tabah,  bersabar  dan tawakal kepada Alloh, tidak putus asa sehingga ia tidak melakukan kemaksiatan,  ia tidak bunuh diri, atau melakukan perbuatan yang sesat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Kutbah kedua

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.