Takdir manusia
Berbicara mengenai takdir sungguh sangat
memusingkan bagi kebanyakan manusia pada umumnya, dan memang takdir adalah
rahasia sang pencipta alam semesta untuk semua ciptaannya.Masalah takdir bukan
hanya berkenaan dengan kejadian-kejadian yang terjadi dalam dunia ini, namun jauh
lebih penting dari itu ialah adanya kehidupan setelah mati yang kekal nan
abadi, semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi di dunia ini telah
ditakdirkan atau disekenariokan oleh sutradara yang Maha Bijaksana lagi Maha
Berpengetahuan yaitu Alloh SWT, semenjak kita berada dalam kandungan ibu kita.
Kebahagiaan dan kesengsaraanpun telah menjadi suratan darinya, dan kita hanya
menjalani dan meniti jalan yang telah dituliskan oleh Nya dengan keikhlasan dan
rasa tawakal yang penuh akan kemaha AsihNya. Namun banyak orang yang
mengingkari akan adanya takdir dariNya dan merasa bahwa apa yang terjadi pada
dirinya, semata-mata karana usaha yang telah dilakukannya, tanpa berfikir akan
adanya sekenario dari Sang Khudus. Sebagian manusia ada pula yang percaya
dengan adanya takdir, tanpa ilmu pengetahuan sehingga dalam hidupnya hanya
berdiam diri menunggu datangnya takdir untuk dirinya.Namun adapula yang yakin
dengan takdir dan diiringi dengan ilmu pengetahuan,sehingga dalam hatinya berakar
keyakinan berketuhanan yang mendalam dan menumbuhkan batang pohon syareat
islam,berdaun kemuliaan akhlak yang mulia dan berbuah manfaat bagi seluruh
manusia.
Keimanan dan kemusrikan manusiapun sesungguhnya
telah ditetapkan oleh Alloh semenjak zaman sebelum anak manusia lahir kedunia
ini, namun manusia tidak ada yang tahu akan takdirnya kecuali ketika ajal
menjemput nyawanya, maka pada saat itu manusia akan mengetahui apakah ia
meninggalkan dunia ini dengan keimanannya ataukah sebaliknya, hanya Alloh dan
hamba-hamba yang telah dikehendakiNya yang mengetahui akan hal itu. Masih
teringat oleh kita kepada keinginan Nabi Muhammmad SAW yang amat mengharapkan
agar pamannya Abu Tholib mau bertauhid kepada Alloh SAW, namun apa daya Nabi
Muhammad,Alloh berkehendak pamannya meninggal tanpa iman sehingga membuat Nabi
amat bersedih hati. Begitu pula akan keimananya Umar bin Khotob yang amat
mencengangkan kaum khuroisy pada zaman itu, dalam hati kaumnya “Bagaimana mungkin seorang Umar bertauhid
pada Tuhannya Muhammad,padahal ia dulu pernah mengubur hidup-hidup anak
perempuannya, menyembah berhala, serta ingin sekali membunuh Muhammad?” , namun
bagaimanapun anggapan dan sanggkaan kaumnya pada Umar, karna Alloh
mentakdirkanya menjadi beriman maka ia pun beriman, bahkan menjadi sahabat
Rosululloh yang mempunyai kedudukan yang istimewa baik semasa Nabi masih hidup
sampai Nabi meninggal hingga dikehidupan setelah kematian, itu semua karena
sudah ditetapkan oleh Alloh SWT.Dalam surah al-baqarah Alloh berfirman : Artinya : “Alloh
pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman)”. (QS. Al-Baqarah: 257)
Surga dan neraka juga sudah ditakdirkan oleh
Alloh SWT. Seseorang yang taat beribadah sedari kecil hingga tua namun bila
Alloh mentakdirkan ia masuk neraka, maka di akhir hayatnya ia akan melakukan
amalan ahli neraka. Dan bila seseorang telah ditakdirkan masuk surga, walaupun
dari kecil ia berbuat kemaksiatan, maka diakhir hayatnya ia akan melakukan
amalan ahli surga. Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
Rezeki manusia telah ditentukan oleh Alloh, kaya
atau miskin semua telah tertulis dalam kitab takdir Tuhan Yang Maha
Berkehendak. Banyak orang menyangka bahwa harta yang ia dapatkan semata- mata
dari hasil jerih payahnya, sehingga lupa pada Dzat yang menciptakannya, dan
bayak pula orang yang hanya berpangku tangan, tidak melakukan apa-apa hanya
untuk menunggu datangnya rezeki. Alloh Yang Maha Pemurah telah menyediakan
kadar rezeki bagi tiap makhluknya, baik manusia, tumbuhan dan hewan, semuanya
mendapatkan bagiannya masing-masing. Namun Alloh telah menentukan pula
hukum-hukum yang melekat pada dunia ini yang disebut dengan hukum Sunatulloh
atau Hukum Alam,sebagaimana tumbuhan diberikan hijau daun untuk melakukan
fotosintesis dalam rangka memenuhi kebutuhan tumbuhan tersebut. Begitu pula
manusia sebagai makhluk yang sempurna dibumi ini, yang telah banyak diberikan
anugrah berupa anggota tubuh yang sempurna sesuai dengan fungsinya dan akal
pikiran yang dapat berfikir dan berbudaya untuk memanfaatkan alam dunia ini
sebagai seorang kholifah yang menguasai dunia, karna Alloh telah menyerahkan
alam ini pada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan demi kelangsungan manusia
secara biologis dan kepuasan batin dengan tanpa meninggalkan aturan-aturan yang
telah diundang-undangkan oleh Sang Pencipta dalam kitab Alquran.
1. Proses penciptaan manusia dalam perut ibunya dan
penentuan rezeki, ajal dan amalnya serta nasibnya sengsara ataukah bahagia
- Hadis
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: - Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
- Hadis
riwayat Anas bin Malik ra.:
Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785) - Hadis
riwayat Ali ra., ia berkata:
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786) - Hadis
riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
2. Tentang perdebatan antara Adam as. dan Musa as.
- Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab: Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku? Nabi saw. bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa. (Shahih Muslim No.4793)
3. Ketentuan nasib manusia terhadap zina dan lainnya
- Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. (Shahih Muslim No.4801)
4. Pengertian tentang setiap orang dilahirkan dalam
keadaan fitrah serta hukum anak-anak kafir dan anak-anak muslim yang meninggal
dunia
- Hadis riwayat
Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?. (Shahih Muslim No.4803) - Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan. (Shahih Muslim No.4808)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas saran dan komentarnya